Pengembangan Pembelajaran Matematika SD

Edit


Pengembangan Kurikulum 2013 (K-13)

Guna memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD

Kelompok 11
Kelas : B
Oleh :
IkaFatmawati              (130210204061)
DwiSaeputri                (130210204088)
NurdiniAmilia             (130210204113)
Ella Mashulatul M       (130210204120)
Galuh Diana Hanifi     (130210204121)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dari kelompok  11 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Kurikulum 2013 (K-13)” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menbantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan dari para pembaca yang bersifat membangun. Akhirnya, kami mengharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih pada pembaca.


Jember, 19 Mei 2016


        Penulis





DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 4
1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3  Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik dalam K13....................................................6
2.2 Prinsip-Prnsip Pendekatan Saintifik dalam K13..............................................7
2.3 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam K13....................................................11
2.4 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam K13.........................................12
2.5 Implementasi Pendekatan Saintifik dalam K13..............................................14
2.6 Lampiran .........................................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................16
Daftar Pustaka.......................................................................................................17



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Kurikulum merupakan suatu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai sistem pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam melaksanakan penagajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum  adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar .Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat. Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di makalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini. Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang implementasinya baru dimulai di lapangan mulai tahun 2013. Karena kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada masyarakat pun juga masih sedang berjalan sekarang

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013?
2.      Apa saja prinsip-prinsip pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 ?
3.      Langkah-langkah apa saja yang ada di pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013?
4.      Bagaimana implementasi pendekatan saintifik  dalam kurikulum 2013?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui tentang pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013
2.      Mengetahui prinsip-prinsip pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013
3.      Mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013
4.      Mengetahui implementasi pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
Daryanto (2014:15) dalam Windy (2016) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahapan saintifik yaitu kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
            Pendekatan saintifk dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
                       
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memilki karakteristik
1.      berpusat pada siswa
2.      melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,hukum atau prinsip
3.      melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4.      dapat mengembangakan karakter siswa

2.2 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah
  1.  Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.
  2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa  sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,  internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
  3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
  4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
  5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
  6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
  7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
  8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
  9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
  10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
  11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
  12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada  siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.
  14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.

2.3 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Gambar 2.3.1 pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut. Adapun  penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan  menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Ranah sikap yaitu transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
2.      Ranah keterampilan yaitu transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3.      Ranah pengetahuan yaitu  transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
4.      Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5.      Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6.      Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.
2.4 Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1.      mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
2.      menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Adapun fungsi menanya menurut Daryanto (2014:64) adalah sebagai berikut :
1.      membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa terhadap topik pembelajaran yang akan dibahas;
2.      meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam berpendapat;
3.      memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pemahamannya atas materi yang diberikan;
4.      meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik dan benar dalam kegiatan diskusi;
3.      mengumpulkan informasi/mencoba
Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan tindak lanjut dari kegiatan menanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara siswa melakukan eksperimen (percobaan) untuk menemukan konsep materi dan mengumpulkan sejumlah informasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4.      mengasosiasikan/mengolah informasi/ menalar
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5.      mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.  Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.         

2.5 Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas/semester : V/Genap
Standar Kompetensi   : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
Bangun
Kompetensi Dasar       : 6.4 menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

·         Kegiatan mengamati
Siswa mengamati objek nyata di sekitar sekolah dan gambar yang berbentuk bangun datar dan sebangun.
·         Kegiatan menanya
Siswa aktif menanyakan informasi tentang objek yang diamati terkait materi kesebangunan dari sisi, sudut, dan bentuk bangun datar.
Siswa berdiskusi dengan kelompok
·         Kegiatan mencoba
Siswa memanfaatkan alat peraga gambar bangun datar dari kertas manila untuk menemukan prinsip kesebangunan bangun datar.
·         Kegiatan menalar
Siswa mencatat hal-hal atau informasi penting yang diperoleh dari hasil kegiatan sebelumnya yang terkait dengan hubungan kesebangunan antar bangun datar.
·         Kegiatan mengkomunikasikan
Perwakilan kelompok atau beberapa siswa dalam kelompok meyampaikan hasil dari diskusi secara lisan di depan kelas.
Siswa membuat catatan rangkuman baik secara lisan atautulis untuk menguatkan konsep materi.



LAMPIRAN
A. Kesebangunan
Perhatikan gambar bangun datar di bawah ini.
Bagaimana cara mengetahui bahwa dua bangun datar atau lebih sebangun? Caranya diselidiki perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dan besar sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun datar tersebut. Jika perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama dan besar sudut-sudut yang bersesuaian sama maka bangun-bangun tersebut dikatakan sebangun.
1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian:
Sisi AB bersesuaian dengan sisi EF dengan AB : EF = 3,5 : 7 = 1 : 2
Sisi BC bersesuaian dengan sisi FG dengan BC : FG = 4 : 8 = 1 : 2
Sisi AC bersesuaian dengan sisi EG dengan AC : EG = 2 : 4 = 1 : 2
2. Besar sudut-sudut yang bersesuaian:
A bersesuaian dengan E dengan A = E = 90°; B bersesuaian dengan F dengan B = F = 60°; dan C bersesuaian dengan G dengan C = G = 30°.
Oleh karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka segitiga P dan Q sebangun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahapan saintifik yaitu kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.











DAFTAR PUSTAKA
Agustina,Windy Zarina.2016. Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Poko Bahasan Kesebangunan Bangun Datar Siswa Kelas V SDN Tegal Gede 01 Kabupaten Jember. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Septawiratna, Rizki, 2013. Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran.        http://rizkiseptawiratna.blogspot.co.id/2013/11/pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran.html ( 24 Februari 2016)
Artikelsiana, 2015. Pengertian Kurikulum Fungsi Komponen.  http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html ( 24 Februari 2016 )
Salamedukasi, 2014. Pengertian definisi pendekatan saintifik. http://www.salamedukasi.com/2014/06/pengertiandefinisi-pendekatan-saintifik.html    ( 24 Februari 2016)
Intanelmuntaz, 2013. Makalah Implementasi Kurikulum 2013. http://intanelmumtaz.blogspot.co.id/2013/12/makalah-implementasi-kurikulum-2013.html
Pengembangan Profesi Pendidik, Tim. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum  2013 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud.

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran


0 komentar:

Posting Komentar