Disusun oleh:
Ø Ella
Mashulatul Mufida (130210204120)
Ø DWI
SAEPUTRI (130210204088)
Ø Nurdini
Amilia (130210204113)
Ø Brenda
Nadya p (130210204013)
Ø Nurus
Sarqiatil Muhfifa (130210204020)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jalan Kalimantan 37 – Kampus Bumi
Tegalboto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telp. (0331) 330224, 334267,
337422, 333147 Fax : (0331) 339029
Tujuan
:
1.
Siswa dapat memahami pengertian
barisan bilangan
2.
Siswa dapat menjelaskan rumus suku
ke-n deret aritmatika dan geometri
3.
Siswa dapat menjelaskan rumus jumlah
suku ke-n deret aritmatika dan geometri
4.
Membantu siswa untuk menentukan rumus
aritmatika dan geometri
MATERI
·
Pengantar
Masalah barisan sebenarnya sudah sejak zaman Yunani
kuno muncul sebagai salah satu masalah yang menarik perhatian. Sejak 2400 tahun
yang lalu konsep barisan yang kita kenal dalam matematika mulai banyak
dibicarakan orang, yaitu sejak seorang ahli filsafat Yunani yang bernama Zeno
mengemukakan suatu krisis dalam matematika. Krisis matematika itu dikenal
sebagai paradoks Zeno, yaitu sebagai berikut: ”Seorang pelari yang harus
menempuh suatu jarak tertentu dengan cara melampaui setengah dari setiap jarak
yang ditempuh, sebagai akibatnya pelari ini tidak akan sampai pada ujung dari
jarak yang akan ditempuhnya”.
Permasalahan paradoks Zeno
baru dapat diatasi dengan diketemukannya masalah barisan, terutama barisan tak
hingga.
Selain
masalah barisan ada pula cerita yang berkaitan dengan konsep deret dalam
matematika. Ada suatu cerita tentang seorang hamba yang meminta kepada rajanya
untuk diberi beras dengan cara meletakkan 1 butir beras pada kotak pertama
sebuah papan catur. Kemudian meletakkan 2 butir pada kotak kedua, 4 butir pada
kotak ketiga, dan seterusnya, sehingga setiap kotak selanjutnya harus diisi
dengan beras sebanyak kuadrat dari jumlah beras yang ada pada kotak sebelumnya.
Ternyata beras seluruh negeri tidak cukup untuk memenuhi permintaan hamba ini.
Uraian di atas, pada
dasarnya merupakan salah satu barisan dan deret yang kita kenal dalam
matematika. Konsep barisan dan deret akan selalu terkait 2
dengan bilangan-bilangan dan aturan-aturan tertentu yang
menghubungkan bilangan-bilangan tersebut.
1.
Barisan
Tentunya dalam kesempatan lain kita telah menjumpai sebarisan
bilangan, dan
biasanya kita diminta untuk
dapat menentukan suku-suku berikutnya. Persoalan semacam ini kita jumpai ketika
kita mengikuti tes psikologi, test intelegency quetion (IQ), tes kemampuan umum
(TKU), tes potensi akademik (TPA), atau tes-tes psikologi untuk bidang-bidang
keahlian tertentu, yaitu pada bagian tes seri (Tes Barisan dan Deret). Sebagai
contoh dalam TKU, yaitu tes untuk para siswa SMA yang ingin meneruskan ke
perguruan tinggi diminta untuk menentukan dua suku berikutnya yang mungkin dari
setiap barisan di bawah ini, dan memberikan suatu aturan yang dapat dipakai
untuk menyusun barisan itu.
(a) 1, 3, 5, 7, ...
(b) 500, 400, 320, 256, ...
(c) 1, 2, 6, 24, 120, ...
(d) 2, 5, 10, 17, ...
Barisan-barisan
semacam itu serimgkali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Anda mungkin pernah
menjumpai sebagian dari barisan seperti (a). Misalnya ketika mencari rumah yang
bernomor 11 mungkin Anda menerka bahwa rumah yang dicari itu ada pada sisi lain
dari jalan tersebut. Barisan yang (b) memberikan gambaranhanya suatu speda
motor dalam puluhan ribu rupiah yang disusutkan 20% per tahun.
Barisan
semacam ini sering pula muncul dalam permasalahan matematika. Pada hakekatnya
unsur-unsur (u) atau suku-suku (s) barisan adalah nilai-nilai dari suatu fungsi
u (fungsi s) yang daerah asalnya (domain f-nya) adalah himpunan bilangan
asli A = { 1, 2, 3, ...}. Dalam hal ini kita mempunyai pemetaan (fungsi) dari
himpunan A = { 1, 2, 3, ...} ke himpunan unsur-unsur pada barisan. Aturan 3
yang menghubungkan daerah asal (domain f) ke daerah hasil (range f) merupakan
suatu rumus untuk barisan tersebut.
Untuk
fungsi u yang berkaitan dengan barisan (a) yaitu rumus yang mungkin adalah u(n)
= 2n – 1. Rumus atau aturan fungsi ini menghasilkan suku ke-n dari barisan
tersebut. Rumus tersebut biasanya adalah un = 2n – 1 dengan n A = {1, 2, 3,
...}. Barisan bilangan (a) 1, 3, 5, 7, ... mempunyai suku (urutan) pertama u1 =
1, suku kedua u2 = 3, suku ketiga u3 = 5, dan seterusnya sampai pada suku ke-n
un = 2n – 1. Dari contoh ini terlihat adanya korespondensi satu-satu antara
bilangan asli n ke suku ke-n atau un dari barisan tersebut.
1 , 2
, 3
, . . . n
u1 = (2 x 1) – 1 u2
= (2 x 2) – 1 u3 =
(2 x 3) – 1 un = 2n - 1
= 1 = 3 = 5
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa
barisan dapat disebut pula sebagai fungsi dari bilangan asli. Dalam hal ini ada
bererapa cara untuk menyatakan suatu barisan, yaitu:
(1) {u1, u2, u3, ..., un}
atau {s1, s2, s3, ..., sn} dengan n bilangan asli.
(2) {un} dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
(3) f : n un dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
Contoh 34 Carilah rumus untuk suku ke-n dari barisan yang empat suku pertamanya adalah
(a) 1, 4, 7, 10, ...
(b) 3, 9, 27, 81, ... (c) -2, 2, -2, 2, ...
Penyelesaian:
(a) Selisih dua suku yang berurutan ialah 3, maka un = 3n -3. 4
(1) {u1, u2, u3, ..., un}
atau {s1, s2, s3, ..., sn} dengan n bilangan asli.
(2) {un} dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
(3) f : n un dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
Contoh 34 Carilah rumus untuk suku ke-n dari barisan yang empat suku pertamanya adalah
(a) 1, 4, 7, 10, ...
(b) 3, 9, 27, 81, ... (c) -2, 2, -2, 2, ...
Penyelesaian:
(a) Selisih dua suku yang berurutan ialah 3, maka un = 3n -3. 4
(b) Perpangkatan dari 3, sehingga un = 3n. (c) (-1)1 = -1, (-1)2 =
1, dan seterusnya, sehingga
un = 2 x (-1)n.
un = 2 x (-1)n.
2. Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah
bilangan-bilangan yang dituliskan berurutan menurut suatu aturan tertentu.
Contoh 35;
Contoh 35;
(a)
1, 3, 5, 7, …
(b)
2, 6, 10, 14, …
(c)
100, 90, 80, 70, …
Jika
kita perhatikan contoh (a), suku yang pertamanya u1 = 1, suku yang kedua u2
diperoleh dengan menambahkan 2 kepada u1, suku yang ketiga u3 diperoleh dengan
menambahkan 2 kepada u2, demikian seterusnya. Jadiselisih dari tiap suku yang
berurutan dari barisan ini adalah tetap, yaitu sebesar 2. Barisan seperti ini
dinamakan barisan aritmetika dan selisih yang tetap dari barisan itu
disebut beda barisan. Contoh-contoh (a), (b), dan (c) dari contoh 35 di
atas adalah contoh-contoh dari barisan aritmatika. u1, u2, u3, ..., un ialah barisan
aritmetika , jika berlaku u2 – u1, = u3, ..., u2 = ... = un – un – 1 =
konstanta. Konstanta ini disebut beda, dan besarnya dinyatakan dengan b.
(a) 1, 3, 5, 7, … bedanya ialah 3 – 1 = 5 – 3 = … = 2 (b) 2, 6, 10, 14, …
bedanya ialah 6 – 2 = 10 – 6 = 14 – 10 = 4 (c) 100, 90, 80, 70, … bedanya ialah
90 – 100 = 80 – 90 = … = - 10 Jadi, dari sajian diskusi di atas jelaslah, bahwa
suatu barisan dinamakan barisan aritmetika jika dan hanya jika selisih dua suku
yang berurutan selalu tetap (definisi).
Barisan aritmatika adalah barisan
bilangan dengan hasil pengurangan setiap suku dengan suku sebelumnya selalu
sama. hasil pengurangan tersebut dinamakan
beda (b).
Jika
suku pertama barisan aritmetika u1 dinamakan a, maka didapat
u1
= a
u2
- u1 = b u2 = u1 + b = a + b
u3 – u2 = b u3 = u2 + b = (a + b) + b = a + 2b
u4
– u3 = b u4 = u3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
dan
seterusnya, sehingga didapat barisan aritmetika dalam bentuk:
a , a + b , a + 2b , a + 3b , …, a (n – 1)b
Dari sini kita dapatkan bentuk umum rumus suku ke-n barisan aritmetika,
yaitu: un = a + (n – 1)b
Contoh:
Carilah
suku ke-100 dari barisan aritmetika 2, 5, 8, 11, …
Penyelesaian:
Di sini: a = 2
b = u2 – u1 = 5 – 2 = 3
b = u2 – u1 = 5 – 2 = 3
n = 100
un = a + (n – 1)b
un = 2 + (100 –
1)3 = 2 + (99 x 3) = 299
3. Deret
aritmetika adalah jumlah suku-suku barisan
aritmetika (definisi).
Jika
barisan aritmetikanya dinyatakan dalam bentuk:
a
, a + b , a + 2b , … , a + (n – 1)b
maka
deret aritmetikanya adalah:
a
+ (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 1)b]
dan
dinotasikan dengan Jn (jumlah n buah suku pertama barisan aritmetika) atau Sn
(sum). Bagaimanakah rumus umum jumlah n suku dari deret aritmetika? Jika Sn
adalah notasi untuk menyatakan jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika,
maka
S n = a +
(a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 1)b]
S n = [a + (n –
1)b] + [a + (n – 2)b] + [a + (n –
3)b] + … + a +
2S n = [2a
+ (n – 1)b] + [2a + (n – 1)b] + [2a
+ (n – 1)b] + …+ [2a + (n – 1)b]
2S n = n [2a + (n
– 1)b]
S n = n [2a + (n – 1)b]
Karena Un = a + (n
– 1)b, maka
S n =n [a + Un]
Jadi jumlah n suku deret aritmetika
adalah
S n =n [2a + (n – 1)b]
atau Sn =n [a + Un]
Sebagai tambahan, pandang deret
aritmetika berikut ini.
S n = a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a +
(n – 2)b] + [a + (n – 1)b]
S n - 1 = a + (a + b) + (a + 2b) + … +
[a + (n – 2)b] -
S
n - S n - 1 = a + (n – 1)b = Un
S Jadi suku ke-n (urutan ke-n): Un = S n
- S n – 1.
4.
Barisan geometri
jika
hasil bagi tiap suku dengan suku sebelumnya selalu tetap (definisi). Hasil bagi
yang tetap ini disebut rasio.
5.
Deret
geometri
Deret
geometri adalah jumlah suku-suku dari suatu barisan geometri
untuk menyatakan jumlah n
suku pertama suatu barisan geometri
Sn
= a + ar + + + … +
r Sn = ar + + + … + + -
(1 – r) Sn = a –
Sn = a –
1-r
Sn = a (1–)
1-r
Sn = a (1–)
1-r berlaku jika r > 1.
6.
Deret
Geometri Tak Hingga
Deret geometri tak hingga adalah salah
satu bentuk istimewa dari deret
geometri yang baru saja kita diskusikan.
geometri tak hingga adalah suatu deret
geometri yang banyak unsur-unsur atau suku-sukunya
tak hingga.
S a (1–)
1-r
-
-
Untuk < 1 atau -1 , r < 1, maka 0
- . 0
Jadi rumus umum geometri tak hingga
adalah
S=
RANGKUMAN
Barisan dan
DeretAritmatika
1.
Barisan
aritmatika
a.
Barisan bilangan
Barisanbilanganadalahbilangan-bilangan
yang dituliskanberurutanmenurutsuatuaturantertentu. Berikutinibarisanbilangandarisuku
ke-1 sampaidengansukuke-n
U1
,U2 , U3 , U4 , . . . , Un
b.
Barisan
aritmatika
Barisanaritmatikaadalahbarisanbilangandenganhasilpengurangansetiapsukudengansukusebelumnyaselalusama.
Hasilpengurangantersebutdinamakan (b).
Dari sini kita dapatkan bentuk umum
rumus suku ke-n barisan aritmetika, yaitu:
Un = a + ( n-1 )b
Dengan : Un = sukuke-n
a = sukupertama
b = beda
n = banyaksuku
2.
deret aritmetika
a.
deret bilangan
deret
adalah penjumlahandari suku-suku yang berurutan suatu barisan. Jumlah n suku
pertama suatu barisan bilangan dilambangkan dengan Sn
b.
deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku yang berurutan
suatu
barisan aritmatika. Jumlah n suku pertama
deret aritmatika
Jadi jumlah n suku deret aritmetika
adalah
S n =n [2a + (n – 1)b]
atau Sn =n [a + Un]
Barisan dan deret geometri
1.
Barisan geometri
Barisan geometri adalah barisan bilangan dengan perbandingan setiap suku
dengan suku sebelumnya selalu sama. Perbandingan setiap dua suku berurutan
tersebut disebut rasio (r).
Maka rumus barisan geometri
2.
Deret geometri
Deret geometri adalah
penjumlahan dari suku-suku suatu barisan geometri. Bentuk umum jumlah n suku
pertama deret geometri dituliskan sebagai berikut
suku pertama suatu barisan geometri
Sn = a (1–)
1-r
Sn = a (1–)
1-r berlaku jika r > 1.
Deret
Geometri Tak Hingga
Deret
geometri tak hingga adalah salah satu bentuk istimewa dari deret
geometri
yang baru saja kita diskusikan.
geometri
tak hingga adalah suatu deret geometri yang banyak unsur-unsur atau
suku-sukunya
tak
hingga.
Jadi rumus umum
geometri tak hingga adalah
S=
LATIHAN SOAL
Soal barisan aritmetika
1.
Diketahui barisan
aritmetika 7,12,17,22......
carilah suku ke 21?
carilah suku ke 21?
2.
Suku ke 16 dari
barisan aritmatika 16,13,10 adalah.....
3.
Rumus suku ke-n
dari barisan aritmetika = -9,-5,-1......adalah
4.
Sebuah barisan
aritmetika mempunyai beda 5 dan =24
cailah ?
5.
Suku ke 4 dan
suku ke 13 dari barisan aritmetka yaitu 9 dan -9 carilah suku ke 19!
Soal
deret aritmetika
1.
Diketahui deret
aritmetika 3+8+13+...
carilah !
carilah !
2.
Diketehui suku
pertama dan ke 8 dari barisan aritmetika yaitu 5 dan 33 carilah !
3.
Diketahui suku ke
9 dan ke 21 dari barisan aritmetika yaitu 12 dan 72 carilah !
4.
Diketahui suku ke
15 dari barisan aritmetika adalah 47 dan jumlah 15 suku pertama adalah 285
carilah !
5.
Diketahui dan dari barisan aritmetika adalah 13 dan 58
carilah jumlah suku pertama dari barisan aritmetika tersebut
Soal barisan geometri
1.
Diketahui barisan
geometri = 3,6,12,24,48....
carilah suku ke 5!
carilah suku ke 5!
2.
Suku ke 2 barisan
geometri adalah 3 dan suku ke 5 adalah 81 carilah suku ke 7
3.
Diketahui suku ke
2 dan ke 5 dari barisan geometri adalah dan 36 carilah suku ke 6 dari barisan tersebut
adalah.....
4.
Diketahui suku
pertama 25 dan suku ke 9 adalah 6400
carilah suku ke 5 dari barisan tersebut adalah........
5.
Suku kedua dan
kelima suatu barisan geometri berturut-turut adalah 2 dan 54 suku ke 4 barisan
geometri tersebut adalah.....
Soal deret geometri
1.
Diketahui deret
geometri dengan suku pertama 6 dan suku ke 4 adalah 48 jumlah 6 suku pertama
dari suku tersebut adalah......
2.
Suku ke 2 dan ke
5 suatu barisan geometri berturut- turut adalah 2 dan 54 jumlah 6 suku pertama
adalah.....
3.
Diketahui suku ke
2 dan ke 6 dari barisan beometri adalah 6 dan 96 carilah jumlah 5 suku pertama
dari barisan tersebut
4.
Diketahui suku
pertama 16 dan suku ke 4 adalah 2 carilah jumlah 5 suku pertama
5.
Diketahui suku
petama dan ke 5 adalah 4 dan 324 carilah !
Soal tak hingga
1.
Jumlah sampai tak
hingga deret 3+1++...
adalah
2.
Jumlah tak hingga
deret 6+3++ +...,
adalah
3.
Sebuah bola
dijatuh kan dari ketinggian 81 m kemudian memantul kembali setinggi kali tinggi semula begitu seterusnya sampai
bola terhenti. Panjang lintasan yang dilalui bola adalah...m
4.
Sebuah bola
dijatuhkanm dari ketinggian 4 cm kemudian memantul kembali setinggi kali tinggi semula begitu seterusnya sampai
bola terhenti
Panjang lintasan
yang dilalui bola tersebut adalah.....cm
5.
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian
1 meter diatas permukaan lantai setiap kali sesudah jatuh mengenai lantai,bola
itu dipantulkan lagi mencapai ¾ dari tinggi sebelumnya.,carilah panjang seluruh
lintasan yang di tempuh bola itu selama 5 pantulan yang pertama.
SOAL :
1.
Dari
barisan aritmatika diketahui suku ke-10 adalah 41 dan suku ke-5 adalah 21, maka
suku ke-50 adalah ..
2.
Jumlah
n suku pertama deret aritmatika dengan Suku ke-20 dari deret
aritmatika tersebut adalah ..
3.
Diketahui
barisan aritmatika dengan adalah suku ke-n. Jika adalah ..
4.
Sebuah
daerah pada tahun 2008 memiliki jumlah penduduk 24 orang. Tiap tahunnya jumlah
penduduk bertambah dua kali lipatnya. Maka, jumlah penduduk pada tahun 2012
adalah ..
5.
Diketahi
sebuah barisan geometri nilai suku ke-8 dari
barisan tersebut adalah ..
6.
Pada
jumlah deret geometri , rumus suku ke-n nya adalah . Nilai suku ke-9 dari deret tersebut adalah ..
7.
Diketahui
sebuah barisan geometri maka nilai dari adalah ..
8.
Diketahui
sebuah barisan geometri a, b, c, ... Jika diketahui
JAWAB :
1.
Un = a + (n – 1)b
U10 = a + 9b = 41
U5 = a + 4b = 21
5b
= 20 → b = 4
A
+ 4b = 21 → a + 44 = 21 →a + 16 = 21 → a = 4
U50 = a + (50 – 1)4
= 5 + 49.4
= 5 + 196
= 201
2.
Un = Sn – Sn – 1
U20 = S20 – S19 = (202 + 5.20) – (192 + 5.19)
= 500 – 456 = 44
3.
U2
+ U15 + U40 = 165
(a
+ b) + (a + 14b) + (a + 39b) =165
3a
+ 54b = 165
a
+ 18b = 55
Jadi
U19 = a + 18b = 55
4.
Un
= U1.r(n – 1)
U1
= 24 orang
r
= 2
U5
= ?
Un = U1.r(n-1)
U5 = 24.2(5-1)
U5 = 24.24
U5
= 24 . 16 = 384 orang
5.
r
=
r
=
Un =
U8 = (8-1)
U8 = (-192).
U8 = (-192).
U8 =
6.
Un
= Sn – S(n-1)
Jumlah
9 suku pertama
Sn
= 2n2 + 4n
S9
= 2(9)2 + 4(9)
S9
= 2 . 81 + 36
S9
= 198
Jumlah
8 suku pertama
Sn
= 2n2 + 4n
S8
= 2 . 64 + 32
S8
= 160
Maka
nilai dari suku ke-9 adalah
Un
= Sn – S(n – 1)
U9
= S9 – S8
U9
= 198 – 160 = 38
7.
r
=
8.
r
=
Substitusi
nilai b :
Nilai
a dan c yang paling mudah memungkinkan jika nilai a . c = 144 dan a + c = 24 adalah
a dan c = 12 sebab 12 . 12 = 144 dan 12 + 12 = 24
Jadi
nilai a, b, dan c adalah 12, 12, 12 rasionya adalah 1.
Daftar
Pustaka
Wirodikromo, sartono.
(1996). Matematika SMU Edisi Kedua Jilid
3 : Barisan Aritmatika dan Deret Aritmatika. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar