Minggu, 05 Juni 2016

MATEMATI DASAR

Edit Posted by with No comments


MAKALAH
BARISAN DAN DERET

Disusun oleh:
Ø  Ella Mashulatul Mufida       (130210204120)
Ø  DWI SAEPUTRI                  (130210204088)
Ø  Nurdini Amilia                      (130210204113)
Ø  Brenda Nadya p                    (130210204013)
Ø  Nurus Sarqiatil Muhfifa       (130210204020)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jalan Kalimantan 37 – Kampus Bumi Tegalboto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telp. (0331) 330224, 334267, 337422, 333147 Fax : (0331) 339029



Tujuan :
1.       Siswa dapat memahami pengertian barisan bilangan
2.       Siswa dapat menjelaskan rumus suku ke-n deret aritmatika dan geometri
3.       Siswa dapat menjelaskan rumus jumlah suku ke-n deret aritmatika dan geometri
4.       Membantu siswa untuk menentukan rumus aritmatika dan geometri



MATERI

·         Pengantar
                 Masalah barisan sebenarnya sudah sejak zaman Yunani kuno muncul sebagai salah satu masalah yang menarik perhatian. Sejak 2400 tahun yang lalu konsep barisan yang kita kenal dalam matematika mulai banyak dibicarakan orang, yaitu sejak seorang ahli filsafat Yunani yang bernama Zeno mengemukakan suatu krisis dalam matematika. Krisis matematika itu dikenal sebagai paradoks Zeno, yaitu sebagai berikut: ”Seorang pelari yang harus menempuh suatu jarak tertentu dengan cara melampaui setengah dari setiap jarak yang ditempuh, sebagai akibatnya pelari ini tidak akan sampai pada ujung dari jarak yang akan ditempuhnya”.
Permasalahan paradoks Zeno baru dapat diatasi dengan diketemukannya masalah barisan, terutama barisan tak hingga.
Selain masalah barisan ada pula cerita yang berkaitan dengan konsep deret dalam matematika. Ada suatu cerita tentang seorang hamba yang meminta kepada rajanya untuk diberi beras dengan cara meletakkan 1 butir beras pada kotak pertama sebuah papan catur. Kemudian meletakkan 2 butir pada kotak kedua, 4 butir pada kotak ketiga, dan seterusnya, sehingga setiap kotak selanjutnya harus diisi dengan beras sebanyak kuadrat dari jumlah beras yang ada pada kotak sebelumnya. Ternyata beras seluruh negeri tidak cukup untuk memenuhi permintaan hamba ini.
Uraian di atas, pada dasarnya merupakan salah satu barisan dan deret yang kita kenal dalam matematika. Konsep barisan dan deret akan selalu terkait 2
dengan bilangan-bilangan dan aturan-aturan tertentu yang menghubungkan bilangan-bilangan tersebut.

1.      Barisan
Tentunya dalam kesempatan lain kita telah menjumpai sebarisan bilangan, dan
biasanya kita diminta untuk dapat menentukan suku-suku berikutnya. Persoalan semacam ini kita jumpai ketika kita mengikuti tes psikologi, test intelegency quetion (IQ), tes kemampuan umum (TKU), tes potensi akademik (TPA), atau tes-tes psikologi untuk bidang-bidang keahlian tertentu, yaitu pada bagian tes seri (Tes Barisan dan Deret). Sebagai contoh dalam TKU, yaitu tes untuk para siswa SMA yang ingin meneruskan ke perguruan tinggi diminta untuk menentukan dua suku berikutnya yang mungkin dari setiap barisan di bawah ini, dan memberikan suatu aturan yang dapat dipakai untuk menyusun barisan itu.
(a) 1, 3, 5, 7, ...
(b) 500, 400, 320, 256, ...
(c) 1, 2, 6, 24, 120, ...
(d) 2, 5, 10, 17, ...
Barisan-barisan semacam itu serimgkali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Anda mungkin pernah menjumpai sebagian dari barisan seperti (a). Misalnya ketika mencari rumah yang bernomor 11 mungkin Anda menerka bahwa rumah yang dicari itu ada pada sisi lain dari jalan tersebut. Barisan yang (b) memberikan gambaranhanya suatu speda motor dalam puluhan ribu rupiah yang disusutkan 20% per tahun.
Barisan semacam ini sering pula muncul dalam permasalahan matematika. Pada hakekatnya unsur-unsur (u) atau suku-suku (s) barisan adalah nilai-nilai dari suatu fungsi u (fungsi s) yang daerah asalnya (domain f-nya) adalah himpunan bilangan asli A = { 1, 2, 3, ...}. Dalam hal ini kita mempunyai pemetaan (fungsi) dari himpunan A = { 1, 2, 3, ...} ke himpunan unsur-unsur pada barisan. Aturan 3 yang menghubungkan daerah asal (domain f) ke daerah hasil (range f) merupakan suatu rumus untuk barisan tersebut.
Untuk fungsi u yang berkaitan dengan barisan (a) yaitu rumus yang mungkin adalah u(n) = 2n – 1. Rumus atau aturan fungsi ini menghasilkan suku ke-n dari barisan tersebut. Rumus tersebut biasanya adalah un = 2n – 1 dengan n A = {1, 2, 3, ...}. Barisan bilangan (a) 1, 3, 5, 7, ... mempunyai suku (urutan) pertama u1 = 1, suku kedua u2 = 3, suku ketiga u3 = 5, dan seterusnya sampai pada suku ke-n un = 2n – 1. Dari contoh ini terlihat adanya korespondensi satu-satu antara bilangan asli n ke suku ke-n atau un dari barisan tersebut.
                 1                             ,                    2             ,                 3               ,             . . . n
                                                                                                                                   

         u1 = (2 x 1) – 1              u2 = (2 x 2) – 1                       u3 = (2 x 3) – 1           un = 2n - 1
  = 1                                   = 3                                                      = 5

  Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa barisan dapat disebut pula sebagai fungsi dari bilangan asli. Dalam hal ini ada bererapa cara untuk menyatakan suatu barisan, yaitu:
 (1) {u1, u2, u3, ..., un}
      atau {s1, s2, s3, ..., sn} dengan n bilangan asli.
(2) {un} dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
(3) f : n un dengan n A = {1, 2, 3, ...}.
Contoh 34 Carilah rumus untuk suku ke-n dari barisan yang empat suku pertamanya adalah
 (a) 1, 4, 7, 10, ...
 (b) 3, 9, 27, 81, ... (c) -2, 2, -2, 2, ...
Penyelesaian:

(a) Selisih dua suku yang berurutan ialah 3, maka un = 3n -3. 4
(b) Perpangkatan dari 3, sehingga un = 3n. (c) (-1)1 = -1, (-1)2 = 1, dan seterusnya, sehingga
un = 2 x (-1)n.

2.      Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah bilangan-bilangan yang dituliskan berurutan menurut suatu aturan tertentu.
Contoh 35;
(a) 1, 3, 5, 7, …
(b) 2, 6, 10, 14, …
(c) 100, 90, 80, 70, …
Jika kita perhatikan contoh (a), suku yang pertamanya u1 = 1, suku yang kedua u2 diperoleh dengan menambahkan 2 kepada u1, suku yang ketiga u3 diperoleh dengan menambahkan 2 kepada u2, demikian seterusnya. Jadiselisih dari tiap suku yang berurutan dari barisan ini adalah tetap, yaitu sebesar 2. Barisan seperti ini dinamakan barisan aritmetika dan selisih yang tetap dari barisan itu disebut beda barisan. Contoh-contoh (a), (b), dan (c) dari contoh 35 di atas adalah contoh-contoh dari barisan aritmatika. u1, u2, u3, ..., un ialah barisan aritmetika , jika berlaku u2 – u1, = u3, ..., u2 = ... = un – un – 1 = konstanta. Konstanta ini disebut beda, dan besarnya dinyatakan dengan b. (a) 1, 3, 5, 7, … bedanya ialah 3 – 1 = 5 – 3 = … = 2 (b) 2, 6, 10, 14, … bedanya ialah 6 – 2 = 10 – 6 = 14 – 10 = 4 (c) 100, 90, 80, 70, … bedanya ialah 90 – 100 = 80 – 90 = … = - 10 Jadi, dari sajian diskusi di atas jelaslah, bahwa suatu barisan dinamakan barisan aritmetika jika dan hanya jika selisih dua suku yang berurutan selalu tetap (definisi).
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan dengan hasil pengurangan setiap suku dengan suku sebelumnya selalu sama. hasil pengurangan tersebut dinamakan  beda (b).
Jika suku pertama barisan aritmetika u1 dinamakan a, maka didapat
u1 = a
u2 - u1 = b u2 = u1 + b = a + b
 u3 – u2 = b u3 = u2 + b = (a + b) + b = a + 2b
u4 – u3 = b u4 = u3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
dan seterusnya, sehingga didapat barisan aritmetika dalam bentuk:
 a , a + b , a + 2b , a + 3b , …, a (n – 1)b Dari sini kita dapatkan bentuk umum rumus suku ke-n barisan aritmetika, yaitu: un = a + (n – 1)b
Contoh:
        Carilah suku ke-100 dari barisan aritmetika 2, 5, 8, 11, …
Penyelesaian:
Di sini: a = 2
b = u2 – u1 = 5 – 2 = 3
 n = 100
un = a + (n – 1)b
 un = 2 + (100 – 1)3 = 2 + (99 x 3) = 299

3.      Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku barisan aritmetika (definisi).
Jika barisan aritmetikanya dinyatakan dalam bentuk:
a , a + b , a + 2b , … , a + (n – 1)b
maka deret aritmetikanya adalah:
a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 1)b]
dan dinotasikan dengan Jn (jumlah n buah suku pertama barisan aritmetika) atau Sn (sum). Bagaimanakah rumus umum jumlah n suku dari deret aritmetika? Jika Sn adalah notasi untuk menyatakan jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika, maka
S n =         a          + (a + b)          + (a + 2b)                   + …     + [a + (n – 1)b]
S n = [a + (n – 1)b] + [a + (n – 2)b]         + [a + (n – 3)b] + …    + a                               +
2S n = [2a + (n – 1)b]       + [2a + (n – 1)b] + [2a + (n – 1)b] + …+ [2a + (n – 1)b]
2S n = n [2a + (n – 1)b]
S n =  n [2a + (n – 1)b]
Karena Un = a + (n – 1)b, maka
S n =n [a + Un]
Jadi jumlah n suku deret aritmetika adalah
S n =n [2a + (n – 1)b]
atau Sn =n [a + Un]
Sebagai tambahan, pandang deret aritmetika berikut ini.
S n = a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 2)b] + [a + (n – 1)b]
S n - 1 = a + (a + b) + (a + 2b) + … + [a + (n – 2)b]                                -
S n - S n - 1 = a + (n – 1)b = Un
S Jadi suku ke-n (urutan ke-n): Un = S n - S n – 1.

4.      Barisan geometri
jika hasil bagi tiap suku dengan suku sebelumnya selalu tetap (definisi). Hasil bagi yang tetap ini disebut rasio.


5.      Deret geometri
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari suatu barisan geometri
untuk menyatakan jumlah n
suku pertama suatu barisan geometri
Sn   = a + ar +  +  + … +
r Sn =       ar +  +  + … +  +     -


 
(1 – r) Sn = a –
           Sn = a –
                     1-r
           Sn = a (1–)
                     1-r
    Sn = a (1–)
1-r                                      berlaku jika r > 1.

6.      Deret Geometri Tak Hingga

Deret geometri tak hingga adalah salah satu bentuk istimewa dari deret
geometri yang baru saja kita diskusikan.
geometri tak hingga adalah suatu deret geometri yang banyak unsur-unsur atau suku-sukunya
tak hingga.
S  a (1–)
                      1-r
  - 
Untuk < 1 atau -1 , r < 1, maka  0
  -  . 0
Jadi rumus umum geometri tak hingga adalah
S=


















RANGKUMAN
Barisan dan DeretAritmatika

1.      Barisan aritmatika
a.      Barisan bilangan
Barisanbilanganadalahbilangan-bilangan yang dituliskanberurutanmenurutsuatuaturantertentu. Berikutinibarisanbilangandarisuku ke-1 sampaidengansukuke-n
U1 ,U2 , U3 , U4 , . . . , Un           

b.      Barisan aritmatika
Barisanaritmatikaadalahbarisanbilangandenganhasilpengurangansetiapsukudengansukusebelumnyaselalusama. Hasilpengurangantersebutdinamakan (b).

Dari sini kita dapatkan bentuk umum rumus suku ke-n barisan aritmetika, yaitu:

Un = a + ( n-1 )b

Dengan :                                        Un = sukuke-n
                                                        a = sukupertama
                                                        b = beda
                                                        n = banyaksuku

2.      deret aritmetika

a.      deret bilangan
deret adalah penjumlahandari suku-suku yang berurutan suatu barisan. Jumlah n suku pertama suatu barisan bilangan dilambangkan dengan Sn
b.      deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku yang berurutan suatu     
      barisan aritmatika. Jumlah n suku pertama deret aritmatika

Jadi jumlah n suku deret aritmetika adalah
S n =n [2a + (n – 1)b]
atau Sn =n [a + Un]


Barisan dan deret geometri

1.      Barisan geometri
Barisan geometri adalah barisan bilangan dengan perbandingan setiap suku dengan suku sebelumnya selalu sama. Perbandingan setiap dua suku berurutan tersebut disebut rasio (r).
            Maka rumus  barisan geometri  
2.      Deret geometri
Deret geometri adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan geometri. Bentuk umum jumlah n suku pertama deret geometri dituliskan sebagai berikut
suku pertama suatu barisan geometri
Sn = a (1–)
            1-r
Sn = a (1–)
        1-r                    berlaku jika r > 1.
Deret Geometri Tak Hingga

Deret geometri tak hingga adalah salah satu bentuk istimewa dari deret
geometri yang baru saja kita diskusikan.
geometri tak hingga adalah suatu deret geometri yang banyak unsur-unsur atau suku-sukunya
tak hingga.
     Jadi rumus umum geometri tak hingga adalah
S=



LATIHAN SOAL
Soal barisan aritmetika
1.      Diketahui barisan aritmetika 7,12,17,22......
carilah suku ke 21?
2.      Suku ke 16 dari barisan aritmatika 16,13,10 adalah.....
3.      Rumus suku ke-n dari barisan aritmetika = -9,-5,-1......adalah
4.      Sebuah barisan aritmetika mempunyai beda 5 dan =24 cailah ?
5.      Suku ke 4 dan suku ke 13 dari barisan aritmetka yaitu 9 dan -9 carilah suku ke 19!


Soal  deret aritmetika
1.      Diketahui deret aritmetika 3+8+13+...
carilah
!
2.      Diketehui suku pertama dan ke 8 dari barisan aritmetika yaitu 5 dan 33 carilah !
3.      Diketahui suku ke 9 dan ke 21 dari barisan aritmetika yaitu 12 dan 72 carilah !
4.      Diketahui suku ke 15 dari barisan aritmetika adalah 47 dan jumlah 15 suku pertama adalah 285 carilah !
5.      Diketahui  dan  dari barisan aritmetika adalah 13 dan 58 carilah jumlah suku pertama dari barisan aritmetika tersebut

Soal barisan geometri
1.      Diketahui barisan geometri = 3,6,12,24,48....
carilah suku ke 5!
2.      Suku ke 2 barisan geometri adalah 3 dan suku ke 5 adalah 81 carilah suku ke 7
3.      Diketahui suku ke 2 dan ke 5 dari barisan geometri adalah  dan 36 carilah suku ke 6 dari barisan tersebut adalah.....
4.      Diketahui suku pertama 25  dan suku ke 9 adalah 6400 carilah suku ke 5 dari barisan tersebut adalah........
5.      Suku kedua dan kelima suatu barisan geometri berturut-turut adalah 2 dan 54 suku ke 4 barisan geometri tersebut adalah.....
Soal deret geometri
1.      Diketahui deret geometri dengan suku pertama 6 dan suku ke 4 adalah 48 jumlah 6 suku pertama dari suku tersebut adalah......
2.      Suku ke 2 dan ke 5 suatu barisan geometri berturut- turut adalah 2 dan 54 jumlah 6 suku pertama adalah.....
3.      Diketahui suku ke 2 dan ke 6 dari barisan beometri adalah 6 dan 96 carilah jumlah 5 suku pertama dari barisan tersebut
4.      Diketahui suku pertama 16 dan suku ke 4 adalah 2 carilah jumlah 5 suku pertama
5.      Diketahui suku petama dan ke 5 adalah 4 dan 324 carilah !
Soal tak hingga
1.      Jumlah sampai tak hingga deret 3+1++... adalah
2.      Jumlah tak hingga deret 6+3++ +..., adalah
3.      Sebuah bola dijatuh kan dari ketinggian 81 m kemudian memantul kembali setinggi  kali tinggi semula begitu seterusnya sampai bola terhenti. Panjang lintasan yang dilalui bola adalah...m
4.      Sebuah bola dijatuhkanm dari ketinggian 4 cm kemudian memantul kembali setinggi  kali tinggi semula begitu seterusnya sampai bola terhenti 
Panjang lintasan yang dilalui bola tersebut adalah.....cm
5.      Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1 meter diatas permukaan lantai setiap kali sesudah jatuh mengenai lantai,bola itu dipantulkan lagi mencapai ¾ dari tinggi sebelumnya.,carilah panjang seluruh lintasan yang di tempuh bola itu selama 5 pantulan yang pertama.







SOAL :
1.      Dari barisan aritmatika diketahui suku ke-10 adalah 41 dan suku ke-5 adalah 21, maka suku ke-50 adalah ..
2.      Jumlah n suku pertama deret aritmatika dengan  Suku ke-20 dari deret aritmatika tersebut adalah ..
3.      Diketahui barisan aritmatika dengan adalah suku ke-n. Jika adalah ..
4.      Sebuah daerah pada tahun 2008 memiliki jumlah penduduk 24 orang. Tiap tahunnya jumlah penduduk bertambah dua kali lipatnya. Maka, jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah ..
5.      Diketahi sebuah barisan geometri  nilai suku ke-8 dari barisan tersebut adalah ..
6.      Pada jumlah deret geometri , rumus suku ke-n nya adalah . Nilai suku ke-9 dari deret tersebut adalah ..
7.      Diketahui sebuah barisan geometri  maka nilai dari  adalah ..
8.      Diketahui sebuah barisan geometri a, b, c, ... Jika diketahui

JAWAB :
1.      Un        = a + (n – 1)b
U10      = a + 9b = 41
U5        = a + 4b = 21
5b = 20 b = 4
A + 4b = 21 a + 44 = 21 a + 16 = 21 a = 4
U50      = a + (50 – 1)4
            = 5 + 49.4
            = 5 + 196
            = 201
2.      Un        = Sn – Sn – 1
U20      = S20 – S19 = (202 + 5.20) – (192 + 5.19)
            = 500 – 456 = 44
3.      U2 + U15 + U40 = 165
(a + b) + (a + 14b) + (a + 39b) =165
3a + 54b = 165
a + 18b = 55
Jadi U19 = a + 18b = 55
4.      Un        = U1.r(n – 1)
U1        = 24 orang
r           = 2
U5        = ?
Un        = U1.r(n-1)
U5        = 24.2(5-1)
U5        = 24.24
U5        = 24 . 16 = 384 orang

5.      r =
r =
Un        =
U8        = (8-1)
U8        = (-192).
U8        = (-192).
U8        =
6.      Un = Sn – S(n-1)
Jumlah 9 suku pertama
Sn = 2n2 + 4n
S9 = 2(9)2 + 4(9)
S9 = 2 . 81 + 36
S9 = 198
Jumlah 8 suku pertama
Sn = 2n2 + 4n
S8 = 2 . 64 + 32
S8 = 160
Maka nilai dari suku ke-9 adalah
Un = Sn – S(n – 1)
U9 = S9 – S8
U9 = 198 – 160 = 38
7.      r =
 
 
 
 
 
8.       
 
r =
 
 
 
 
 
 
 
Substitusi nilai b :
 
 
Nilai a dan c yang paling mudah memungkinkan jika nilai a . c = 144 dan a + c = 24 adalah a dan c = 12 sebab 12 . 12 = 144 dan 12 + 12 = 24
Jadi nilai a, b, dan c adalah 12, 12, 12 rasionya adalah 1.








Daftar Pustaka

Wirodikromo, sartono. (1996). Matematika SMU Edisi Kedua Jilid 3 : Barisan Aritmatika dan Deret Aritmatika. Jakarta : Erlangga.



0 komentar:

Posting Komentar