Tugas resume
Konsep dasar ipa
(“gelombang seismik”)
ANGGOTA
KELOMPOK:
·
Ika Yuliyanti Kusuma 130210204042
·
Okki Furi Febriyana 130210204036
·
Ana Indria Rosana 130210204037
·
Dwi Saeputri 130210204088
·
Nurdini Amilia 130210204113
·
Ella Mashulatul Mufida 130210204120
·
M. Andi Lazuardi 130210204128
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(PGSD)
TAHUN AJARAN 2013/2014
GELOMBANG SEISMIK
A.
Pengertian Gelombang
gelombang
merupakan fenomena perambatan energi.
B. Pengertian
Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di
dalam kerak bumi, misalnya
adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke
seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Efek yang ditimbulkan
oleh adanya gelombang seismik adalah adanya gangguan alami
seperti pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung
api (vulkanik), dan
sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi,
maka gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan
getaran dalam bentuk gelombang.
C. Sumber
Gelombang Seismik
Sumber gelombang seismik pada mulanya berasal dari
gempa bumi alam yang dapat berupa gempa vulkanik maupun gempa tektonik, akan
tetapi dalam seismik eksplorasi sumber gelombang yang digunakan adalah
gelombang seismik buatan.
Ada beberapa macam sumber gelombang seismik buatan seperti dinamit, benda jatuh,
air gun, water gun, vaporchoc, sparker, maupun vibroseis. Sumber gelombang
seismik buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan lokal
yang disebut sebagai gradien tegangan (stress).
D. Tipe
– Tipe Gelombang Seismik
1.
Gelombang
Primer (longitudinal/compussional wave)
Gelombang primer dalah gelombang
yang arah getarannya searah dengan arah bergetarnya gelombang tersebut.
Gelombang ini mempunyai kecepatan rambat paling besar diantara gelombang
seismik yang lain.
2.
Gelombang
Sekunder (transversal/shear wave)
Gelombang sekunder adalah
gelombang yang raah getarannya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang.
Gelombang ini hanya dapat merambata pada material padat saja dan mempunyai
kecepatan gelombang yan lebih kecil dibandingkan gelombang primer.
B. :
1.
Gelombang
Rayleigh
Gelombang Rayleigh adalah
gelombang yang merambat pada batas permukaan saja dan hanya dapat merambat pada
media padat serta arah getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya.
2.
Gelombang
Love
Gelombang love adalah gelombang
yang hanya merambat pada batas lapisan saja dan bergerak pada bidang yang
horisontal saja.
3. Gelombang Tabung
Gelombang tabung merupakan
gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran. Gerakan fluida ini
diakibatkan oleh getaran dinding sumur.
1.
Gelombang
Bidang
Gelombang bidang/datar
ditimbulkan oleh sumber terkomilasi. Gelombang bidang menjalar sepanjang satu
arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa bidang datar tegak lurus pada
arah perambatan.
2.
Gelombang
Silinder
Gelombang silinder ditimbulkan
oleh sumber usikan yang seragam dan terletak di sepanjang suatu garis lurus.
Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis sumbu dengan
kecepatan yang sama.
3.
Gelombang
Bola
Gelombang bola ditimbulkan oleh
sumber berupa titik yang menjalar ke segala arah menuju ke pusat bola atau
menjauhi pusat bola dengan kecepatan yang sama.
4.
Gelombang
Kerucut
Gelombang kerucut ditimbulkan
oleh adanya sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber bergerak lebih cepat
dari pada cepat rambat gelombang itu sendiri dan muka gelombangnya berupa
kerucut-kerucut bersumbu.
Dampak
Gelombang Seismik
A. Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah perisitiwa
pelepasan energi dari terakumulasinya gaya akibat (tekanan) dalam bumi dalam
bentuk gelombang seismik.
B. Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan oleh gempa
bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
GEMPA VULKANIK
PENGERTIAN
GEMPA VULKANIK
gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
PROSES TERJADINYA GEMPA VULKANIK Gempa
bumi vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang
bersifat hidrotermal (peka terhadap panas), sehingga dapat dipakai
sebagai tanda-tanda awal peningkatan keaktifan gunung api. Proses fluida
(cairan) dinamis yang terjadi karena adanya gradien suhu dan tekanan magma
dapat menimbulkan gelombang gempa yang berasal dari proses resonansi retakan
yang terisi cairan magma.
KARAKTERISTIK
GEMPA VULKANIK
Gempa vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada umumnya kecil rata rata kurang dari 5 Skala Richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi. Kedalaman gempa vulkanik berkisar antara 0-40 km.
Gempa vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada umumnya kecil rata rata kurang dari 5 Skala Richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi. Kedalaman gempa vulkanik berkisar antara 0-40 km.
Hubungan Gempa Vulkanik dan Gunung Api
Sebelum terjadi letusan gunung api, kegiatan magma meningkat. Dengan peningkatan magma menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunung api akan meletus,walaupun hubungan ini tidak selalu terjadi.
Sebelum terjadi letusan gunung api, kegiatan magma meningkat. Dengan peningkatan magma menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunung api akan meletus,walaupun hubungan ini tidak selalu terjadi.
2.Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil
hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh
bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan
tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai
kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa
lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik.
perbedaan antara gelombang gempa bumi tektonik dan vulkanik...
1.
Gelombang vulkanik phase impuls awalnya selalu compresi
(naik), sedangkan gelombang tektonik, phase impuls awal gelombangnya ada yang
compresi (naik) dan juga ada yang dilatasi (turun).
hal ini dikarenakan gempabumi yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi hanya berupa ledakan dari desakan dapur magma, jadi hampir sama dengan ledakan2 biasa lainnya seperti ledakan nuklir dan juga dinamit. Jadi phase awal impuls gelombang gempabumi yang diakibatkan letusan gunungapi (vulkanik) hanya ada compresi (naik).
sedangkan untuk gelombang gempabumi akibat tektonik, phasenya ada impuls gelombang compresi (naik) dan juga ada yang dilatasi (turun). Hal ini dikarenakan, sebuah event gempabumi biasanya terjadi akibat 2 lempeng yang saling bergerak. Dari pergerakan 2 lempeng tektonik tersebut, maka apabila terjadi patahan (pelepasan energi), akan terbentuk phase impuls awal rambatan gelombang yang berbeda-beda berdasarkan letak dan posisi stasiun pencatat gempabumi terhadap tipe perubahan pergerakan lempeng gempabumi tersebut.
hal ini dikarenakan gempabumi yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi hanya berupa ledakan dari desakan dapur magma, jadi hampir sama dengan ledakan2 biasa lainnya seperti ledakan nuklir dan juga dinamit. Jadi phase awal impuls gelombang gempabumi yang diakibatkan letusan gunungapi (vulkanik) hanya ada compresi (naik).
sedangkan untuk gelombang gempabumi akibat tektonik, phasenya ada impuls gelombang compresi (naik) dan juga ada yang dilatasi (turun). Hal ini dikarenakan, sebuah event gempabumi biasanya terjadi akibat 2 lempeng yang saling bergerak. Dari pergerakan 2 lempeng tektonik tersebut, maka apabila terjadi patahan (pelepasan energi), akan terbentuk phase impuls awal rambatan gelombang yang berbeda-beda berdasarkan letak dan posisi stasiun pencatat gempabumi terhadap tipe perubahan pergerakan lempeng gempabumi tersebut.
Gelombang
gempabumi vulkanik selalu mempunyai amplitudo gelombang P (primer) yang lebih
kecil dibandingkan dengan gelombang S (sekunder). Sedangkan gelombang gempabumi
tektonik, ada yang amplitudo gelombang P-nya lebih kecil dibandingkan dengan
gelombang S, ada juga yang amplitudo gelombang P-nya lebih besar dibandingkan
dengan gelombang S.
hal ini dikarenakan letak aktivitas gempabumi vulkanik hanya berada di sekitar perut magma. Sebagaimana yang kita ketahui, kedalaman perut magma hingga ke permukaan bumi termasuk dengan kategori kedalamaan dangkal. Sedangkan aktivitas gempabumi tektonik tidak hanya dengan terdapat di kedalaman yang dangkal, tapi juga hingga kedalaman sedang dan juga dalam (kurang lebih 600 km).
jadi karena perbedaan letak aktivitas antara gempabumi vulkanik dan tektonik, maka bentuk gelombangnya juga berbeda. Berdasarkan bentuk gelombang, maka gempabumi dengan kedalaman dangkal, biasanya amplitudo dari gelombang P lebih kecil dibandingkan dengan amplitudo gelombang S-nya. Sedangkan gempabumi dengan kedalaman yang dalam, biasanya amplitudo dari gelombang P lebih besar dibandingkan dengan amplitudo gelombang S-nya.
3. Gelombang akibat gempabumi vulkanik mempunyai periode gelombang yang rapat akibat aktivitasnya dikedalaman gempabumi yang dangkal. Sedangkan gelombang akibat gempabumi tektonik ada yang rapat dan juga renggang berdasarkan kedalaman gempabuminya. Semakin dalam letak aktivitas gempabumi, maka periode gelombangnya semakin renggang.
hal ini dikarenakan letak aktivitas gempabumi vulkanik hanya berada di sekitar perut magma. Sebagaimana yang kita ketahui, kedalaman perut magma hingga ke permukaan bumi termasuk dengan kategori kedalamaan dangkal. Sedangkan aktivitas gempabumi tektonik tidak hanya dengan terdapat di kedalaman yang dangkal, tapi juga hingga kedalaman sedang dan juga dalam (kurang lebih 600 km).
jadi karena perbedaan letak aktivitas antara gempabumi vulkanik dan tektonik, maka bentuk gelombangnya juga berbeda. Berdasarkan bentuk gelombang, maka gempabumi dengan kedalaman dangkal, biasanya amplitudo dari gelombang P lebih kecil dibandingkan dengan amplitudo gelombang S-nya. Sedangkan gempabumi dengan kedalaman yang dalam, biasanya amplitudo dari gelombang P lebih besar dibandingkan dengan amplitudo gelombang S-nya.
3. Gelombang akibat gempabumi vulkanik mempunyai periode gelombang yang rapat akibat aktivitasnya dikedalaman gempabumi yang dangkal. Sedangkan gelombang akibat gempabumi tektonik ada yang rapat dan juga renggang berdasarkan kedalaman gempabuminya. Semakin dalam letak aktivitas gempabumi, maka periode gelombangnya semakin renggang.
0 komentar:
Posting Komentar