Senin, 06 Juni 2016

HAM

Edit Posted by with No comments



Makalah
PENERAPAN PEMBELAJARAN HAM DI SD DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Oleh :
ELLA MASHULATUL MUFIDA
130210204120



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014







Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha esa, karena atas bimbingan dan penyertaannya, kami bisa menyelesaikan Makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kami pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPS di Universitas Jember.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membaca dan kami mengharapkan masukan yang berupa saran dan kritiknya dari Bapak/Ibu Dosen serta rekan-rekan semua.











Jember, 22 Mei 2014              




                                                                                                     PENULIS                         




PENTINGNYA MENERAPKAN PEMBELAJARAN HAM DI SD

Pada saat ini banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi karena kurangnya wawasan tentang pendidikan HAM yang ditanamkan di SD. Hal ini bertujuan memberikan pengertian dan wawasan kepada seluruh masyarakat tentang arti pentingnya memahami hak-hak dan kewajiban setiap warga negara terhadap hak asasi manusia. Pendidikan hak asasi manusia diberikan secara baik dan benar agar kehidupan manusia lebih berkualitas di tengah eforia dalam kebebasan dalam mensikapi penerapan hak asasi manusia.Pendidikan dan pelatihan HAM itu telah menjadi agenda nasional dan internasional. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Ibu Martha Tilaar sebagai Duta Pendidikan dan Pelatihan HAM Indonesia.  Perhatian yang serius ini merupakan bukti konkrit bahwa pendidikan dan pelatihan HAM diharapkan menjadi bagian yang integral dalam memperkuat dan memperkokoh lahirnya budaya HAM di Indonesia, khususnya dalam mewujudkan warga negara Indonesia yang demokratis.
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh negara dan elemen pengontrol HAM di Indonesia. Pertama, pengenalan HAM di SD melalui aspek pendidikan formal.
Kedua, pengenalan HAM sejak SD melalui aspek budaya, yakni pop culture. Pendidikan formal adalah ruang mendidik anak bangsa yang paling efektif.Termasuk halnya memberikan pengetahuan tentang HAM. Metodenya bisa melalui pemberlakukan kurikulum nasional maupun wacana esktrakulikuler bagi peserta didik. Wacana ekstrakulikuler artinya pengetahuan HAM diberikan pada waktu-waktu tertentu demi mengefektifkan pengetahuan HAM tersebut yang cenderung kurang diminati oleh peserta didik. Jadi metode penyampainnya dilakukan senyaman mungkin.
Aspek budaya berupa budaya pop atau pop culture pun perlu dipertimbangkan. Sebab sasaran pop culture adalah remaja. Wilayah-wilayah budaya pop melalui musik, lifestyle, hingga ruang-ruang pop culture seperti mall dan televisi melalui siaran remaja- diformulasikan dengan unsur-unsur pengetahuan HAM. Langkah ini sebagai langkah efektifitas remaja atau pengenalan HAM sejak dini, karena aktivitas remaja saat ini cenderung beraktivitas pada wilayah pop culture.
Meskipun langkah ini terkesan pragmatis dan opurtunis, tetapi yang perlu dipandang adalah efek penyampaiannya.
Pendidikan HAM di SD diberikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perekembangan anak. Hal ini dimaksudkan agar materi mudah dipahami, dimengerti dan dimaknai bagi anak. Sebagai seorang pendidik, guru perlu memiliki pengetahuan tentang HAM yang memadai dan melaksanakannya di kelas.
Kegiatan ini salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui taraf perkembangan implementasi pendidikan HAM di sekolah, termasuk menemukan kendala dan peluang dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif terkait muatan materi HAM di sekolah.
hal itu juga dipertegas dengan pasal 4 ayat 1 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. “Dalam UU itu disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Hakikat Anak SD
Sebelum melaksanakan pembelajaran HAM di SD, perlu dipahami lebih dulu apa dan siapa anak SD yang akan kita didik. Pemahaman yang tepat terhadap anak SD akan membantu memudahkan dalam pembelajaran HAM. Artinya, materi HAM yang diajarkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak SD sehingga mudah dipahami oleh anak. Secara fisik, anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, dan tidak pernah diam di tempat.  Kebutuhan untuk melakukan aktivitas fisik anak SD perlu dipenuhi agar anak berkembang dengan baik. 
Secara moral, perkembangan manusia berjalan secara  bertahap.  Menurut  Kolhberg, moralitas manusia tumbuh melalui tiga tingkatan. Pertama, tingkat prakonvensional. Pada tingkatan  ini, moral anak memiliki dua tahap: tahap pertama berupa kepatuhan berdasarkan hukuman dan ganjaran; tahap kedua perbuatan moral anak diorientasikan pada kepentingan individu yang bersifat instrumental hedonistik. Kedua, tingkat konvensional. Seiring dengan tambahnya usia anak, moral anak berkembang ke arah konvensional. Pada tingkat  ini juga memiliki dua tahap yaitu tahap orientasi konformitas interpersonal dan orientasi pada hukum dan aturan. Ketiga, tingkat pasca konvensional perkembangan moral manusia berada pada tahap orientasi kontrak sosial dan tahap orientasi etis universal.  Anak usia SD cenderung berada pada tahap perkembangan moral konvensional. Artinya anak-anak SD akan melakukan suatu perbuatan yang baik sesuai dengan konformitas hubungan interpersonal yang akrab dan intensif. Di samping itu, anak SD akan berbuat baik manakala sesuai dengan hukum dan aturan yang sudah ada dan bukan kesadaran etik universal (Satibi, 2006).
Secara kognitif, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif manusia berjalan melalui tahapan sebagai berikut: (a) sensomotorik yaitu  anak usia 0-2 tahun mengetahui segala sesuatu melalui penginderaan terhadap benda-benda yang bergerak, (b) pra operasional yaitu anak usia 2-4 tahun memperoleh pengetahuan melalui benda-benda konkrit tetapi belum mampu mengoperasikannya, (c) operasional konkrit yaitu anak usia 4-6 tahun memiliki pengetahuan melalui kegiatan mengoperasikan benda-benda konkrit,  (d) operasional formal yaitu anak usia 6 tahun ke atas sudah mulai belajar berpikir abstrak. Pada usia  6 tahun ke atas ini,  anak sudah mengenal simbol-simbol abstrak. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan referensi benda konkrit masih sangat membantu anak memahami simbol-simbol abstrak tersebut. Untuk itu diperlukan kemampuan guru dalam menerjemahkan materi HAM yang abtrak menjadi materi yang konkrit dan mudah dipahami.
 Perkembangan sosial anak SD berada pada tahap kesadaran kolektif yang ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri anak dan di luar diri anak. Faktor dari dalam diri anak berupa kondisi internal anak baik fisik, kognitif, sosial emosi, moral, dan spiritual anak. Faktor di luar diri anak adalah lingkungan anak baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
Berdasarkan perkembangan anak, pendekatan pembelajaran dapat ditentukan. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan tahap-tahap pertumbuhan anak. Pembelajaran HAM di SD bukan saja menyampaikan materi tentang nilai-nilai HAM tetapi pembelajarannya sendiri harus sesuai dan dijiwai dengan HAM. Jika tidak, maka anak akan mengalami suatu keadaan paradoksal atau inkonsistensi yaitu bagaimana ia dapat memahami materi HAM yang diterima ketika pembelajarannya sendiri melanggar HAM?
Pendidikan mengandung unsur-unsur HAM dan demokrasi. Mendidik anak akan mengembangkan inteligensi dan karakternya. Hal ini tidak akan terjadi manakala anak hanya belajar secara tekstual dalam buku dan ditentukan oleh guru. Individu hanya akan terdidik dan memiliki kesadaran tentang HAM ketika ia memiliki kesempatan untuk mengalami sendiri HAM dan menyumbangkan sesuatu yang berguna dari pengalamannya tersebut. Misalnya, anak diajak secara langsung ikut membersihkan lingkungan sekolah. Pengalaman ini akan memberikan pengalaman pada anak bahwa ia telah membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD. Pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran  dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus-kasus dan fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum. 
2.      Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan khusus.
3.      Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. Pembelajaran kontekstual tersebut memudahkan anak memaknai nilai-nilai HAM yang dipelajarinya.
4.      Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam belajar. Misalnya, belajar kelompok, belajar dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan tugas kelompok.
5.      Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan ksempatan pada anak untuk mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapinya. Anak belajar mengamati fenomena, menemukan masalah, dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah  sendiri.
6.      Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada. 
7.      Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang  memberikan kesempatan kepada anak untuk menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-hari anak.
8.      Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif anak belajar HAM.
Strategi yang digunakan berdasarkan pendekatan tersebut adalah: (a) siswa belajar secara aktif; (b) siswa membangun peta konsep sendiri; (c) siswa mampu menggali informasi dari berbagai media dan sumber belajar; (d) siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi; (e) siswa mengamati secara aktif; (f) siswa menganalisis sebab akibat; (g) siswa melakukan kerja praktik artinya melakukan aktivitas  praktis di dalam belajar HAM.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran HAM di SD
Sesuai dengan hakikat anak SD dan pendekatan pembelajaran, maka prinsip yang digunakan dalam pembelajaran HAM dikembangkan sesuai dengan karakteristik belajar anak. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM diupayakan secara konrkit pula. Implikasi dari prinsip ini maka pembelajaran HAM bagi anak SD menuntut guru untuk selalu menggunakan media dan sumber pembelajaran yang bersifat konkrit dan dapat ditangkap secara inderawi. Media dan sumber pembelajaran yang dimaksud dapat berupa media dan sumber pembelajaran yang dirancang dan tidak dirancang untuk pembelajaran. Media dan sumber yang direncanakan adalah media dan sumber yang memang dengan sengaja dibuat untuk kepentingan pembelajaran. Sedangkan media dan sumber pembelajaran yang tidak direncanakan adalah segala sumber yang memang tidak disengaja untuk kepentingan pembelajaran. Misalnya jalan raya, pasar, stasiun, dan terminal.  Media dapat juga yang bersifat alami dan buatan. 
Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Bermain akan membuat anak berinteraksi dan belajar menghargai hak orang lain. Pola bermain dapat dibedakan menjadi tiga: (a) bermain bebas, (b) bermain dengan bimbingan, dan (c) bermain dengan diarahkan (Sumiarti Padmonodewo, 1995). Bermain bebas adalah suatu bentuk kegiatan bermain yang memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai pilihan alat dan menggunakannya. Bermain dengan bimbingan  adalah suatu kegiatan bermain dengan cara guru memilihkan alat-alat permainan dan anak diharapkan dapat menemukan  pengertian tertentu. Bermain dengan diarahkan adalah suatu bentuk permainan dengan guru mengajarkan cara menyelesaikan tugas tertentu. Bermain dapat menggunakan alat permainan ataupun tanpa alat permainan. Berbagai permainan dapat digunakan di dalam pembelajaran HAM.
Anak belajar berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama, menghargai aturan dan lain sebagainya. Anak mulai belajar mengenal nilai-nilai  hak asasi, hak dan kewajiban, demokrasi, kebebasan,  kerja sama dan lain sebagainya. Di dalam permainan ada aturan, pemain, wasit (penegak aturan), dan ada atau tidak ada penonton. Semua komponen permainan tersebut harus berfungsi di dalam permainan. Para pemain harus taat aturan, penegak aturan harus objektif dan adil, para pemain yang melanggar aturan akan dikenai sanksi yang diberikan penegak aturan.
Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning. Pembelajaran aktif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk aktif mencari dan memaknai nilai-nilai HAM. Seluruh anggota tubuh dan psikologis anak bekerja  baik melalui belajar individual maupun bekerja sama dalam kelompok. Problem solving akan memberikan tantangan pada anak untuk aktif menyelesaikan masalah tersebut.
Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana  yang menyenangkan. Joyfull learning akan sangat menyenangkan dan membuat belajar anak menjadi ceria, tanpa tekanan, dan menarik.  Guru dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dengan memberikan sentuhan akrab, ramah, sambil bernyanyi, dengan gambar, dan lain sebagainya. 
Kelima, pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak. Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam membantu anak mudah mempelajari nilai-nilai HAM. Pembelajaran HAM perlu mempertimbangkan aspek kemampuan dan potensi anak, suasana psikologis dan moral anak.
Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami, bukan saja melihat atau mendengar melainkan seluruh panca inderanya dan mental psikologis anak aktif mengalami sendiri dalam kegiatan yang memuat nilai-nilai HAM. Pembelajaran HAM memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bereksperimen (mencoba) mengalami berbagai kegiatan pembelajaran HAM.
Pembelajaran HAM di SD dapat mengembangkan keterampilan  sosial, kognitif, emosional serta spiritual. Multiple intelligence dapat ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran HAM sehingga pembelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi kehidupan anak.



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas/ Semester : IV / 2
Tema : Indahnya Kebersamaan
       I.            Standar Kompetensi  :
PPKN
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
Bahasa Indonesia
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
Matematika
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
Seni budaya dan keterampilan
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
    II.            Kompetensi Dasar :
PPKN
1.1  Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
Bahasa Indonesia
1.2  Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang dianutnya) di sekolah dan di rumah.
Matematika
2.2. Menaksir jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dan jenis benda yang diperlukan untuk suatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan  (k2)
Seni Budaya dan keterampilan
Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugrah tuhan

 III.            Indikator :
PPKN
·         Memberikan contoh keberagaman di lingkungannya dengan rasa percaya diri
·         Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia
  • Membiasakan sikap positif terhadap kebhinenkatunggalikaan di lingkungan sosial.

Bahasa Indonesia
·         Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa.
·         Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri

Matematika
·         Menyebutkan besarnya uang saku yang diterima stiap hari atau minggu
·         Menyebutkan sumber perolehan uang saku  
·         Menghitung besarnya penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
·         Membandingkan nilai uang yang berbeda
·         Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang
Menentukan hasil operasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang

Seni Budaya dan Keterampilan
·         Menjelaskan keunikan karya seni  dan karya kreatif berbagai daerah
·         Memuji karya seni dan karya kreatif  teman
·         Merawat karya seni dan karya kreatif  yang ada di sekolah
·         Menunjukkan kebanggaan terhadap karya sendiri

IV        Tujuan Pembelajaran :
            PPKN
1)      Siswa mampu memberi contoh keragaman dilingkungan dengan rasa percaya diri
2)      Siswa mampu mengagumi keragaman suku,etis,dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia.
3)      Siswa mampu membiasakan sikap positif terhadap kebhinenkatunggalikaan di lingkungan sosial.
Bahasa Indonesia
1.)     Siswa mampu Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa.
2.)    Siswa mampu Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri

Matematika
·         Siswa mampu Menyebutkan besarnya uang saku yang diterima stiap hari atau minggu.
·         Siswa mampu Menyebutkan sumber perolehan uang saku  
·         Siswa mampu Menghitung besarnya penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
·         Siswa mampu Membandingkan nilai uang yang berbeda
·         Siswa mampu Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang
Menentukan hasil operasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang

Seni Budaya dan Keterampilan
·         Siswa mampu Menjelaskan keunikan karya seni  dan karya kreatif berbagai daerah
·         Siswa mampu Memuji karya seni dan karya kreatif  teman
·         Siswa mampu Merawat karya seni dan karya kreatif  yang ada di sekolah
·         Siswa mampu Menunjukkan kebanggaan terhadap karya sendiri

V   Materi:
·         Buku tematik kelas 4 SD
·         gambar
VI        Skenario Pembelajaran :
            PPKN
1.    Kegiatan awal :
a).Membuat daftar keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, dan sosial ekonomi yang ada di lingkungan sekitar
b).Menceritakan keberagaman budaya yang ada di lingkungan sekitar sebagai bentuk keberagaman dalam kebersamaan
2.    Kegiatan Inti :
a.       Melakukan partisipasi kewarganegaraan dimana setiap peserta didik ditugasi untuk ikut serta dalam suatu kegiatan kultural (upacara adat atau keagamaan, pesta rakyat, pentas seni, dll.) di lingkungannya sebagai bentuk kebersamaan
b.      Membuat catatan apa kegiatan itu dan apa sumbangannya dalam kegiatan tersebut
3.    kegiatan akhir :
a.       Melaporkan hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kultural yang diikuti di lingkungannya
b.      Memberikan komentar terhadap catatan yang dibuat dan dibacakan teman.
Bahasa indonesia
·         Pertemuan awal :
a)      Mendengarkan pembacaan doa dengan sikap tertib (menjaga keheningan), seperti doa akan belajar, makan, melakukan suatu pekerjaan, dan lain-lain
b)      Mencontoh kata-kata dalam doa yang didengar pada saat berdoa sendiri
·         Pertemuan Inti :
·         Membaca di dalam hati teks bacaan tentang “Indahnya Kebersamaan”
·         Membuat pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks bacaan
·         Menukarkan pertanyaan-pertanyaan dengan teman untuk saling menjawab

·         Pertemuan akhir
·         Menentukan dan menulis gagasan pokok paragraf-paragraf yang ada di dalam teks bacaan

Matematika
·         Pertemuan awal:
1.      Membuat perencanaan penggunaan uang dalam satu hari
2.      Bermain jual beli barang seperti kondisi di pasar dengan uang mainan
3.      Melakukan kegiatan tawar-menawar antara pemeran penjual dan pembeli barang
4.      Membandingkan nilai nominal jenis  uang bersama dengan jenis uang mainan temannya
5.      Transaksi pembayaran tentang jumlah uang yang diberikan dengan nilai barang yang harus  dibayar

·         Pertemuan Inti
Ø  Membandingkan nilai nominal jenis  uang bersama dengan jenis uang mainan temannya
Ø  Transaksi pembayaran tentang jumlah uang yang diberikan dengan nilai barang yang harus  dibayar
Ø  Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan jual-beli
Ø  Menaksir harga barang yang akan dibeli dengan uang hasil sumbangan di kelas yang akan disumbangkan dalam kegiatan
Ø  Mengidentifikasi pecahan dengan  mencari KPK dari penyebutnya kemudian menyamakan penyebutnya pada operasi penjumlahan dan pengurangan
Ø  Mengidentifikasi soal cerita kemudian menuliskan kalimat matematika  yang berhubungan dengan KPK
Ø  Mengidentifikasi soal cerita kemudian menuliskan kalimat matematika  yang berhubungan dengan FPB
Ø  Secara kelompok menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan KPK
Ø  Secara kelompok menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan FPB

·         Petemuan Akhir
ü  Secara kelompok memecahkan masalah yang berhubungan dengan satuan kuantitas
ü  Secara kelompok memecahkan masalah yang berhubungan dengan decimal
ü  Secara kelompok memecahkan masalah yang berhubungan dengan persen

Seni budaya dan Keterampilan
·         Pertemuan Awal
·         Mencari tahu karya seni melalui membaca buku, majalah atau media lain yang ada di sekolah
·         Mengamati berbagai karya seni dari berbagai daerah
·         Pertemuan inti
·         Mengidentifikasi keunikan karya seni daerah lain melalui pengamatan
·         Membandingkan ciri khas karya seni dari berbagai daerah
·         Menjelaskan perbedaan ciri khas karya seni dari berbagai daerah
·         Pertemuan akhir
·         Membuat karya seni dan karya kreatif serta merawatnya
·         Mempresentasikan hasil karya sendiri di depan kelas


VII      Sarana dan Prasarana :
            PPKN
1.      Buku Tematik Kelas IV
2.      Diri Anak
3.      Lingkungan

Bahasa indonesia
·         Buku Kumpulan Doa
Matematika
·         Buku Tematik Kelas IV
·         Uang Mainan

Seni Budaya dan keterampilan
·          Karya seni
·         CD seni

VIII     Penilaian
PPKN
·      Tes tertulis: Penguasaan konsep tentang keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, dan sosial ekonomi
·      Unjuk kerja: Menceritakan keberagaman budaya
·      Produk: Hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kultural

Bahasa indonesia
Skala sikap: Sikap tertib dalam mendengarkan doa
Matematika
·         Produk: Membuat perencanaan penggunaan uang
·         Tertulis: Menyelesaikan operasi hitung

Seni budaya dan Keterampilan
Pengamatan: Sikap dalam menghargai karya seni (menyimpan dengan baik, tidak merusak, dll.

0 komentar:

Posting Komentar